Kamis, 11 April 2013

Malam Tahun Baru



            Liburan tahun baru kemarin, Tata menyempatkan waktu untuk pulang ke halaman kelahirannya tepatnya di kota Salatiga, biasanya Tata menghabiskan tahun baru di luar kota seperti Malang atau Jakarta. Tetapi, berhubung baru krisis money Tata hanya berlibur ke Salatiga. Tata sangat senang sekali berjumpa dengan kedua orang tuanya, karena sudah beberapa bulan dia tak jumpa. Kedua orang tuanya menyambut kedatangan Tata dengan penuh senang hati. Dengan semangatnya akan bertemu dengan ayah dan ibu, belum sampai di depan pintu, dari kejauhan tata berlari menuju keduanya dan langsung memeluk ayah  ibunya. Mereka saling berpelukan melepaskan rasa kangennya yang sudah lama dipendam. Setelah itu, mereka menuju ruang tamu dan berbincang-bincang saling menanyakan kabar mereka.

            “gimana keadaanmu saat di sana ta, baik-baik aja to ?” kata ibu. “Alhamdulillah baik bu.” Jawabku. “sekolahnya beres kan ta ?” sambung ayah. “insyaallah yah beres”. Aku menjawab.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 terdengar suara adzan ditelinga Tata. Ayah menyuruhnya bergegas mengambil air wudlu dan segera melaksanakan sholat karena ayah sudah menunggunya.
Setelah lama kemudian, Tata mendengar teriakan ibu yang mengajak Tata dan Ayah untuk makan siang.
“Tataa makanan sudah ibu siapkan, ayo kita makan dulu !” kebetulan perut Tata sudah keroncongan, tanpa menjawab, ia segera menghampiri ibu di dapur. Kami pun makan siang bersama.
“waaahh masak apa bu, heeem sepertinya enak?” Tanya Tata kepada Ibu. “ya masak kesukaanmulah apalagi kalau bukan ayam goreng dan sambal goreng kentang”. Ibu tersenyum, Tata membalas senyuman ibu dan berterimakasi kepadanya. Sudah lama mereka di ruang makan, dan akhirnya mereka pun sibuk dengan acaranya masing-masing. Tata menonton televisi, ibu pergi entah kemana dan ayah tidur siang.
“dari tadi kok siang terus sih, lama banget, udah nggak sabar nih.” Gumam Tata. Sementara jam masih menunjukkan pukul 15.30, dia sudah tidak sabar akan merayakan tahun baru bersama teman-temannya. Dia berharap bonyok mengizinkan merayakan tahun baru bersama sahabat-sahabatnya. Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Suara motor di depan rumah membuatnya penasaran. “ya tunggu sebentar!” sambil berlari menuju pintu depan dan membukanya. “hei teman-teemaan”  suaranya yang tadi lantang menjadi lirih. “yaelah kirain teman-temanku ternyata orang lewat” sambil menggaruk-garuk kepala. Muka cemberutnya diperlihatkan lagi. Tidak capek-capeknya ia mondar-mandir seperti orang kebingungan, sesekali ia melihat kearah jendela menunggu kedatangan teman-temannya. Ayahnya pun heran melihat tingkah anaknya yang seperti orang kebingungan. Yang ditunggu-tunggu dari tadi pun  akhirnya datang juga, teman-temannya datang menghampiri Tata, dia senang sekali karena yang ini tidak PHP. Lalu teman-temannya dipersilahkan masuk dulu. Dia berdoa agar bonyok mengizinkan keluar rumah karena bonyok tahu kalau dia main dengan teman-temannya yang sudah kenal dengan bonyok nya. Tata meminta izin kepada bonyoknya, awalnya dia tidak diperbolehkan karena diluar ramailah, inilah, itulah. Mungkin Tata itu ratu penakluk, atau kasihan melihat mukanya yang cemberut, akhirnya diperbolehkan keluar rumah asalkan tidak pulang pagi dan jaga diri baik-baik. Lalu, mereka pergi bersama teman-temannya. Sepertinya kondisi tidak mendukung, di tengah perjalanan,gerimis pun menyambut tahun baru mereka yang merayakan.
            Malam ini begitu indah, jalanan ramai dengan para pemuda, pecinta , bahkan orang tua dengan pernak-pernik yang menghiasi pakaian mereka. Walaupun hujan, tetapi keadaan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan membatalkan perayaan tahun baru. Orang-orang berbondong ketengah-tengah alun-alun kota, menyaksikan perayaan tahun baru yang indah bersama teman-teman, kekasih tercinta, ataupun keluarga.
Suka, canda dan tawa seakan menyelimuti malam yang gelap dan hujan yang datang  tiba-tiba, wajah bahagia orang-orang menerangi alun-alun kota Salatiga. Terlihat sesosok wanita berpakaian putih yang luntur oleh debu-debu dari arah kejauhan. Ia menggendong anak seolah-olah ikut merayakan tahun baru ini. Sebenarnya tidak, ia adalah pemulung yang sedang mengais rezeki ditengah keramaian orang-orang. Dengan perlengkapan wadah dan pengait untuk mengambil sampah-sampah di jalanan, berjuang tanpa lelah demi sesuap nasi. Kita juga harus berterimakasih kepadanya karena tanpa dia mungkin jalanan ini seperti wadah sampah yang digendongnya di belakang.

 
            Waktu menunjukkan pukul 12.00 tepat. Kembang api siap dinyalakan, dari arah timur,selatan,barat bahkan utara terdengar teriakan orang-orang yang sudah tidak sabar melihat kembang api yang akan menghiasi mereka di tengah alun-alun. Pemulung itu pun terlihat bahagia dan menepukkan kedua telapak tangannya. Kembang api pun menyala. Orang-orang sangat menikmati malam ini. Begitu juga dengan Tata, ia merasakan antara suka dan duka. Dia suka karena wajah orang-orang disekelilingnya tampak bahagia, tetapi dia juga merasakan betapa sedihnya si pemulung itu. Anak si pemulung saat ini tampak bahagia memandang keangkasa melihat nyala kembang api. Saatnya di puncak acara, orang-orang memohon, berharap, meminta kepada Tuhan. Semoga tahun baru ini kita lebih baru, artinya kita harus memperbarui sikap kita, sifat kita menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.


0 komentar on "Malam Tahun Baru"

Posting Komentar

Kamis, 11 April 2013

Malam Tahun Baru


            Liburan tahun baru kemarin, Tata menyempatkan waktu untuk pulang ke halaman kelahirannya tepatnya di kota Salatiga, biasanya Tata menghabiskan tahun baru di luar kota seperti Malang atau Jakarta. Tetapi, berhubung baru krisis money Tata hanya berlibur ke Salatiga. Tata sangat senang sekali berjumpa dengan kedua orang tuanya, karena sudah beberapa bulan dia tak jumpa. Kedua orang tuanya menyambut kedatangan Tata dengan penuh senang hati. Dengan semangatnya akan bertemu dengan ayah dan ibu, belum sampai di depan pintu, dari kejauhan tata berlari menuju keduanya dan langsung memeluk ayah  ibunya. Mereka saling berpelukan melepaskan rasa kangennya yang sudah lama dipendam. Setelah itu, mereka menuju ruang tamu dan berbincang-bincang saling menanyakan kabar mereka.

            “gimana keadaanmu saat di sana ta, baik-baik aja to ?” kata ibu. “Alhamdulillah baik bu.” Jawabku. “sekolahnya beres kan ta ?” sambung ayah. “insyaallah yah beres”. Aku menjawab.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 terdengar suara adzan ditelinga Tata. Ayah menyuruhnya bergegas mengambil air wudlu dan segera melaksanakan sholat karena ayah sudah menunggunya.
Setelah lama kemudian, Tata mendengar teriakan ibu yang mengajak Tata dan Ayah untuk makan siang.
“Tataa makanan sudah ibu siapkan, ayo kita makan dulu !” kebetulan perut Tata sudah keroncongan, tanpa menjawab, ia segera menghampiri ibu di dapur. Kami pun makan siang bersama.
“waaahh masak apa bu, heeem sepertinya enak?” Tanya Tata kepada Ibu. “ya masak kesukaanmulah apalagi kalau bukan ayam goreng dan sambal goreng kentang”. Ibu tersenyum, Tata membalas senyuman ibu dan berterimakasi kepadanya. Sudah lama mereka di ruang makan, dan akhirnya mereka pun sibuk dengan acaranya masing-masing. Tata menonton televisi, ibu pergi entah kemana dan ayah tidur siang.
“dari tadi kok siang terus sih, lama banget, udah nggak sabar nih.” Gumam Tata. Sementara jam masih menunjukkan pukul 15.30, dia sudah tidak sabar akan merayakan tahun baru bersama teman-temannya. Dia berharap bonyok mengizinkan merayakan tahun baru bersama sahabat-sahabatnya. Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Suara motor di depan rumah membuatnya penasaran. “ya tunggu sebentar!” sambil berlari menuju pintu depan dan membukanya. “hei teman-teemaan”  suaranya yang tadi lantang menjadi lirih. “yaelah kirain teman-temanku ternyata orang lewat” sambil menggaruk-garuk kepala. Muka cemberutnya diperlihatkan lagi. Tidak capek-capeknya ia mondar-mandir seperti orang kebingungan, sesekali ia melihat kearah jendela menunggu kedatangan teman-temannya. Ayahnya pun heran melihat tingkah anaknya yang seperti orang kebingungan. Yang ditunggu-tunggu dari tadi pun  akhirnya datang juga, teman-temannya datang menghampiri Tata, dia senang sekali karena yang ini tidak PHP. Lalu teman-temannya dipersilahkan masuk dulu. Dia berdoa agar bonyok mengizinkan keluar rumah karena bonyok tahu kalau dia main dengan teman-temannya yang sudah kenal dengan bonyok nya. Tata meminta izin kepada bonyoknya, awalnya dia tidak diperbolehkan karena diluar ramailah, inilah, itulah. Mungkin Tata itu ratu penakluk, atau kasihan melihat mukanya yang cemberut, akhirnya diperbolehkan keluar rumah asalkan tidak pulang pagi dan jaga diri baik-baik. Lalu, mereka pergi bersama teman-temannya. Sepertinya kondisi tidak mendukung, di tengah perjalanan,gerimis pun menyambut tahun baru mereka yang merayakan.
            Malam ini begitu indah, jalanan ramai dengan para pemuda, pecinta , bahkan orang tua dengan pernak-pernik yang menghiasi pakaian mereka. Walaupun hujan, tetapi keadaan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan membatalkan perayaan tahun baru. Orang-orang berbondong ketengah-tengah alun-alun kota, menyaksikan perayaan tahun baru yang indah bersama teman-teman, kekasih tercinta, ataupun keluarga.
Suka, canda dan tawa seakan menyelimuti malam yang gelap dan hujan yang datang  tiba-tiba, wajah bahagia orang-orang menerangi alun-alun kota Salatiga. Terlihat sesosok wanita berpakaian putih yang luntur oleh debu-debu dari arah kejauhan. Ia menggendong anak seolah-olah ikut merayakan tahun baru ini. Sebenarnya tidak, ia adalah pemulung yang sedang mengais rezeki ditengah keramaian orang-orang. Dengan perlengkapan wadah dan pengait untuk mengambil sampah-sampah di jalanan, berjuang tanpa lelah demi sesuap nasi. Kita juga harus berterimakasih kepadanya karena tanpa dia mungkin jalanan ini seperti wadah sampah yang digendongnya di belakang.

 
            Waktu menunjukkan pukul 12.00 tepat. Kembang api siap dinyalakan, dari arah timur,selatan,barat bahkan utara terdengar teriakan orang-orang yang sudah tidak sabar melihat kembang api yang akan menghiasi mereka di tengah alun-alun. Pemulung itu pun terlihat bahagia dan menepukkan kedua telapak tangannya. Kembang api pun menyala. Orang-orang sangat menikmati malam ini. Begitu juga dengan Tata, ia merasakan antara suka dan duka. Dia suka karena wajah orang-orang disekelilingnya tampak bahagia, tetapi dia juga merasakan betapa sedihnya si pemulung itu. Anak si pemulung saat ini tampak bahagia memandang keangkasa melihat nyala kembang api. Saatnya di puncak acara, orang-orang memohon, berharap, meminta kepada Tuhan. Semoga tahun baru ini kita lebih baru, artinya kita harus memperbarui sikap kita, sifat kita menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

 

welcome to my blog Copyright 2008 Fashionholic Designed by Ipiet Templates Supported by Tadpole's Notez