Selasa, 19 November 2013

early school

0 komentar
Hhaaaiiiii guuuyyss ?????
Gue  mau  curhat  sama  kalian  niiihhhh ., .
Jadii  ginii, sekarang gue udah eggak tinggal di jogja lagi guys, gue pindah salatiga. Mau tau kenapa ????
Okee… gue ceritaaa .. tauu kan gue di jogja tinggal sama kakak gue.
Awalnya sih hubungan gue sama kakak gue baik” aja, tapi lama kelamaan gue juga bingung kenapa sikap kakak ke gue berubah, perasaan, gue gak pernah berbuat salah sama kakak, apa mungkin dia udah nggak mau ngurus gue lagii yaa ? tapii alasan dia buat nyingkirin gue nggak logis bgt, gue sediih kenapa harus terjadii sama guee ., gue juga nggak nyangka knpa kakak gue tega bgt ngusir gue Cuma gara”  telat pulang sekolah.
Logiiis nggakk ?? enggak kaan ???
Heraaann , gue sediiih, Cuma gara” masalah sepele aja mamah gue sampai sakit”an mikirin anaknya yang sering berantem,
Gue sekatrang sebel bgt sama kakak, gara” dia hiper protectif sampe” jadi masalah. >>beban pikiran> stress kalii yaaa lamaa lamaa.,
Gue keluar dari sekolah lama gue tanpa seijin guru” gue. Emang siih nggak sopan tapi mau gimana lagiii , apa kata mereka kalo gue keluar sekolah karna alasan yang nggak jelas????
Akhirnya gue pindah sekolah di salatiga daan gue seneng bgt bisa ngelupain semua kenangan” pahiiit kuuu, tapii sebenernya gue enggak mau ninggalin temen” gue di jogja. :(. Maafin gue temen” , gue udah ninggalin kalian , enggak pamit sama kalian :( guee sekarang pengen ketemu sama kaliiaan . gue saying kalian ( temen smp & sma)
Disalatiga gue pindah di sekolah yg enggak jauh dari rumah dan gue juga seneng bgt bisa kenal anak” SULFATSA.
PERTAMA MASUK SULFATSA
Awalnya siih gue nggak yakiin, gue nggak pede, tapi lama” dijalanin gue oke oke ajah, malah seruuu seruu., yaaa biasa lah kalo ada satu,dua temen yg resek,,, gue siih cuueek.
Pertama masuk sekolah, gueee sendiriaan guys, belum ada temen, maluuuu , pada ngeliatinn >hemmm udah kaya artiss gituuu., wkwkwk
Melass bgt pokoknyaa, duduk di pojok belakang sendiriaan., enggak ada yg ngajak ngobrol. Gimana perasaan kalian kalo kaya gituuuu ???? tapiii hari berikutnya gue dapet kenalan, yaaa lumayaann buat ngisi kekosongan guee di situu..
Eeemmm emmng siih gue orangnya pendiem, pemaluu,, tapi jangan Tanya kalo udah dket bgt sama gueee., hahhaha

Dari pertama gue masuk SULFATSA sampai sekarang gue udah punya kenang”an guys, entah ituuu asiiik, jengkel, sebel, bosenin, ngangeniiin ., haha belum ada satu bulan masuk sekolah udah punya gebetan baruuu guuyss., SAHABAT JADII CINTAA pokoknyaaa., gue mau cerita knpa bisa terjadiii.,. tapiii gueee ngantuuukkk guuuyss., .
Lanjut next time aja yaaaahhh ., by by by ., eeemmmmuuuaaahhh semuanya.,
Good night, :)

Selasa, 28 Mei 2013

perahu kertas

0 komentar
                Kugy, Eko, dan Noni adalah tiga orang sahabat yang selalu kompak. Kugy merupakan seorang gadis yang suka berkhayal. Dia bercita-cita untuk menjadi seorang penulis dongeng, sebuah cita-cita yang mungkin oleh sebagian orang pada masa sekarang sudah dianggap hal yang aneh dan tidak cukup menghasilkan uang. Kugy juga menganggap dirinya agen Neptunus, dan selalu menulis surat dan melipatnya menjadi sebuah perahu kertas yang kemudian berlayar untuk disampaikannya pesan tersebut ke Neptunus. Eko dan Noni adalah sepasang kekasih sekaligus sahabat dari Kugy. Eko merupakan teman Kugy semenjak SMP dan Noni adalah sahabat Kugy dari kecil. Kisah ini bermulai saat Kugy diterima untuk berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung, satu kampus dengan Eko dan Noni. Eko memiliki sepupu bernama Keenan yang juga berkuliah ditempat yang sama. Pertemuan Kugy dan Keenan terjadi saat Eko, Noni dan Kugy menjemput Keenan di stasiun Bandung. Keenan merupakan seorang pelukis yang muda yang berbakat, namun ayahnya tidak menyetujui Keenan menjadi seorang pelukis. Pertemuan tersebut menjadi awal kisah cinta Kugy dan Keenan, kisah cinta yang begitu rumit untuk diungkapkan. Kugy, Keenan, Eko, dan Noni menjadi bersahabat dan salalu mengisi waktu bersama. Kugy dan Keenan menjadi begitu dekat, sering bertemu dan saling menyukai dan mengagumi satu sama lain. Keenan kagum dengan keinginan Kugy untuk menjadi penulis cerita dongeng. Begitu-pun dengan Kugy yang kagum dengan lukisan Keenan. Keenan dengan antusias membaca dongeng dari Kugy. Satu kelemahan Kugy dalam cita-citanya adalah, dia tidak bisa menggambarkan tokoh dari dongengnya. Hingga Keenan terinspirasi membuatkan gambar dari cerita dongeng Kugy. Keduanya saling kagum hingga timbul persaan cinta yang begitu dalam. Saat hubungan keduanya semakin dekat, konflik muncul diantara kisah mereka. Eko dan Noni berencana menjodohkan Keenan dengan sepupu Noni, Wanda. Wanda merupakan gadis cantik anak pemilik sebuah galeri terkenal di Jakarta. Hal itu membuat Kugy merasa hancur dan sakit hati, melihat Keenan dan Wanda yang setiap harinya semakin dekat. Kugy menutupi perasaannya dengan menjauh dari Keenan, Eko dan Noni. Membuat hubungan persahabatan mereka menjadi retak. Puncaknya, Kugy tidak hadir dalam acara ulang tahun Noni yang membuat keduanya saling berdiam diri ketika bertemu, dan tidak saling menyapa. Kugy memutuskan untuk menyelesaikan kuliahnya lebih cepat untuk melupakan segala kenangan dan persahabatnnya walaupun itu membuatnya sakit. Sedangkan Keenan yang putus asa atas sikap Wanda memutuskan untuk meninggalkan Bandung dan pergi ke Bali. Di Bali, Keenan tinggal bersama Pak Wayan, teman Ibunya yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Butuh waktu lama untuk Keenan kembali melukis. Dalam pikirannya hanya ada Kugy dan beserta kisah dongengnya yang selalu menjadi inspirasi baginya untuk melukis. Keenan akhirnya memberanikan diri untuk kembali melukis, karena adanya Luhde, keponakkan Bapak Wayan. Luhde begitu terinspirasi dengan Kugy membuat Keenan melabuhkan hatinya untuk Luhde. Disisi lain, Kugy yang sudah menyelesaikan kuliahnya menjalin hubungan dengan remi, bos dari Kugy. Remi juga merupakan pengagum lukisan Keenan, dan menjadi pembeli pertama lukisan Keenan. Kugy tidak mengetahui bahwa Remi mengenal Keenan. Keenan tidak mengetahui bahwa pacar sekaligus calon istri Remi adalah Kugy. Hingga pada suatu saat hati mereka saling memilih, dan Remi memutuskan untuk membatalkan lamaran pernikahannya dengan Kugy. Luhde pun memutuskan untuk merelakan dan meninggalkan Keenan. Secara tidak sengaja Keenan dan Kugy bertemu disuatu tempat dan menjadi akhir petualangan cinta agen Neptunus.               

Minggu, 26 Mei 2013

penderitaan seorang anak pemulung

0 komentar

Assalamualaikum wr.wb
                Selamat pagi, hari ini saya akan berbagi cerita dengan kalian. Di simak yaa !


                Di suatu tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin menyekolahkan Doni.
                Waktu menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
                “kok belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab, ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya dan memeluknya erat-erat.
                Ayam berkokok membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu, seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan. Mereka melanjutkan perjalanannya.
                Hari pun sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
                Pukul 08.00 , “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
                “Hari ini ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni. Dan dia membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah, bermain bersama teman-temannya.

                Di suatu tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin menyekolahkan Doni.
                Waktu menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
                “kok belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab, ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya dan memeluknya erat-erat.
                Ayam berkokok membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu, seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan. Mereka melanjutkan perjalanannya.
                Hari pun sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
                Pukul 08.00 , “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
                “Hari ini ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” ucap ayah dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni, dan dia membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah, bermain bersama teman-temannya.

Kamis, 11 April 2013

Malam Tahun Baru

0 komentar


            Liburan tahun baru kemarin, Tata menyempatkan waktu untuk pulang ke halaman kelahirannya tepatnya di kota Salatiga, biasanya Tata menghabiskan tahun baru di luar kota seperti Malang atau Jakarta. Tetapi, berhubung baru krisis money Tata hanya berlibur ke Salatiga. Tata sangat senang sekali berjumpa dengan kedua orang tuanya, karena sudah beberapa bulan dia tak jumpa. Kedua orang tuanya menyambut kedatangan Tata dengan penuh senang hati. Dengan semangatnya akan bertemu dengan ayah dan ibu, belum sampai di depan pintu, dari kejauhan tata berlari menuju keduanya dan langsung memeluk ayah  ibunya. Mereka saling berpelukan melepaskan rasa kangennya yang sudah lama dipendam. Setelah itu, mereka menuju ruang tamu dan berbincang-bincang saling menanyakan kabar mereka.

            “gimana keadaanmu saat di sana ta, baik-baik aja to ?” kata ibu. “Alhamdulillah baik bu.” Jawabku. “sekolahnya beres kan ta ?” sambung ayah. “insyaallah yah beres”. Aku menjawab.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 terdengar suara adzan ditelinga Tata. Ayah menyuruhnya bergegas mengambil air wudlu dan segera melaksanakan sholat karena ayah sudah menunggunya.
Setelah lama kemudian, Tata mendengar teriakan ibu yang mengajak Tata dan Ayah untuk makan siang.
“Tataa makanan sudah ibu siapkan, ayo kita makan dulu !” kebetulan perut Tata sudah keroncongan, tanpa menjawab, ia segera menghampiri ibu di dapur. Kami pun makan siang bersama.
“waaahh masak apa bu, heeem sepertinya enak?” Tanya Tata kepada Ibu. “ya masak kesukaanmulah apalagi kalau bukan ayam goreng dan sambal goreng kentang”. Ibu tersenyum, Tata membalas senyuman ibu dan berterimakasi kepadanya. Sudah lama mereka di ruang makan, dan akhirnya mereka pun sibuk dengan acaranya masing-masing. Tata menonton televisi, ibu pergi entah kemana dan ayah tidur siang.
“dari tadi kok siang terus sih, lama banget, udah nggak sabar nih.” Gumam Tata. Sementara jam masih menunjukkan pukul 15.30, dia sudah tidak sabar akan merayakan tahun baru bersama teman-temannya. Dia berharap bonyok mengizinkan merayakan tahun baru bersama sahabat-sahabatnya. Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Suara motor di depan rumah membuatnya penasaran. “ya tunggu sebentar!” sambil berlari menuju pintu depan dan membukanya. “hei teman-teemaan”  suaranya yang tadi lantang menjadi lirih. “yaelah kirain teman-temanku ternyata orang lewat” sambil menggaruk-garuk kepala. Muka cemberutnya diperlihatkan lagi. Tidak capek-capeknya ia mondar-mandir seperti orang kebingungan, sesekali ia melihat kearah jendela menunggu kedatangan teman-temannya. Ayahnya pun heran melihat tingkah anaknya yang seperti orang kebingungan. Yang ditunggu-tunggu dari tadi pun  akhirnya datang juga, teman-temannya datang menghampiri Tata, dia senang sekali karena yang ini tidak PHP. Lalu teman-temannya dipersilahkan masuk dulu. Dia berdoa agar bonyok mengizinkan keluar rumah karena bonyok tahu kalau dia main dengan teman-temannya yang sudah kenal dengan bonyok nya. Tata meminta izin kepada bonyoknya, awalnya dia tidak diperbolehkan karena diluar ramailah, inilah, itulah. Mungkin Tata itu ratu penakluk, atau kasihan melihat mukanya yang cemberut, akhirnya diperbolehkan keluar rumah asalkan tidak pulang pagi dan jaga diri baik-baik. Lalu, mereka pergi bersama teman-temannya. Sepertinya kondisi tidak mendukung, di tengah perjalanan,gerimis pun menyambut tahun baru mereka yang merayakan.
            Malam ini begitu indah, jalanan ramai dengan para pemuda, pecinta , bahkan orang tua dengan pernak-pernik yang menghiasi pakaian mereka. Walaupun hujan, tetapi keadaan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan membatalkan perayaan tahun baru. Orang-orang berbondong ketengah-tengah alun-alun kota, menyaksikan perayaan tahun baru yang indah bersama teman-teman, kekasih tercinta, ataupun keluarga.
Suka, canda dan tawa seakan menyelimuti malam yang gelap dan hujan yang datang  tiba-tiba, wajah bahagia orang-orang menerangi alun-alun kota Salatiga. Terlihat sesosok wanita berpakaian putih yang luntur oleh debu-debu dari arah kejauhan. Ia menggendong anak seolah-olah ikut merayakan tahun baru ini. Sebenarnya tidak, ia adalah pemulung yang sedang mengais rezeki ditengah keramaian orang-orang. Dengan perlengkapan wadah dan pengait untuk mengambil sampah-sampah di jalanan, berjuang tanpa lelah demi sesuap nasi. Kita juga harus berterimakasih kepadanya karena tanpa dia mungkin jalanan ini seperti wadah sampah yang digendongnya di belakang.

 
            Waktu menunjukkan pukul 12.00 tepat. Kembang api siap dinyalakan, dari arah timur,selatan,barat bahkan utara terdengar teriakan orang-orang yang sudah tidak sabar melihat kembang api yang akan menghiasi mereka di tengah alun-alun. Pemulung itu pun terlihat bahagia dan menepukkan kedua telapak tangannya. Kembang api pun menyala. Orang-orang sangat menikmati malam ini. Begitu juga dengan Tata, ia merasakan antara suka dan duka. Dia suka karena wajah orang-orang disekelilingnya tampak bahagia, tetapi dia juga merasakan betapa sedihnya si pemulung itu. Anak si pemulung saat ini tampak bahagia memandang keangkasa melihat nyala kembang api. Saatnya di puncak acara, orang-orang memohon, berharap, meminta kepada Tuhan. Semoga tahun baru ini kita lebih baru, artinya kita harus memperbarui sikap kita, sifat kita menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.


Selasa, 19 November 2013

early school

Hhaaaiiiii guuuyyss ?????
Gue  mau  curhat  sama  kalian  niiihhhh ., .
Jadii  ginii, sekarang gue udah eggak tinggal di jogja lagi guys, gue pindah salatiga. Mau tau kenapa ????
Okee… gue ceritaaa .. tauu kan gue di jogja tinggal sama kakak gue.
Awalnya sih hubungan gue sama kakak gue baik” aja, tapi lama kelamaan gue juga bingung kenapa sikap kakak ke gue berubah, perasaan, gue gak pernah berbuat salah sama kakak, apa mungkin dia udah nggak mau ngurus gue lagii yaa ? tapii alasan dia buat nyingkirin gue nggak logis bgt, gue sediih kenapa harus terjadii sama guee ., gue juga nggak nyangka knpa kakak gue tega bgt ngusir gue Cuma gara”  telat pulang sekolah.
Logiiis nggakk ?? enggak kaan ???
Heraaann , gue sediiih, Cuma gara” masalah sepele aja mamah gue sampai sakit”an mikirin anaknya yang sering berantem,
Gue sekatrang sebel bgt sama kakak, gara” dia hiper protectif sampe” jadi masalah. >>beban pikiran> stress kalii yaaa lamaa lamaa.,
Gue keluar dari sekolah lama gue tanpa seijin guru” gue. Emang siih nggak sopan tapi mau gimana lagiii , apa kata mereka kalo gue keluar sekolah karna alasan yang nggak jelas????
Akhirnya gue pindah sekolah di salatiga daan gue seneng bgt bisa ngelupain semua kenangan” pahiiit kuuu, tapii sebenernya gue enggak mau ninggalin temen” gue di jogja. :(. Maafin gue temen” , gue udah ninggalin kalian , enggak pamit sama kalian :( guee sekarang pengen ketemu sama kaliiaan . gue saying kalian ( temen smp & sma)
Disalatiga gue pindah di sekolah yg enggak jauh dari rumah dan gue juga seneng bgt bisa kenal anak” SULFATSA.
PERTAMA MASUK SULFATSA
Awalnya siih gue nggak yakiin, gue nggak pede, tapi lama” dijalanin gue oke oke ajah, malah seruuu seruu., yaaa biasa lah kalo ada satu,dua temen yg resek,,, gue siih cuueek.
Pertama masuk sekolah, gueee sendiriaan guys, belum ada temen, maluuuu , pada ngeliatinn >hemmm udah kaya artiss gituuu., wkwkwk
Melass bgt pokoknyaa, duduk di pojok belakang sendiriaan., enggak ada yg ngajak ngobrol. Gimana perasaan kalian kalo kaya gituuuu ???? tapiii hari berikutnya gue dapet kenalan, yaaa lumayaann buat ngisi kekosongan guee di situu..
Eeemmm emmng siih gue orangnya pendiem, pemaluu,, tapi jangan Tanya kalo udah dket bgt sama gueee., hahhaha

Dari pertama gue masuk SULFATSA sampai sekarang gue udah punya kenang”an guys, entah ituuu asiiik, jengkel, sebel, bosenin, ngangeniiin ., haha belum ada satu bulan masuk sekolah udah punya gebetan baruuu guuyss., SAHABAT JADII CINTAA pokoknyaaa., gue mau cerita knpa bisa terjadiii.,. tapiii gueee ngantuuukkk guuuyss., .
Lanjut next time aja yaaaahhh ., by by by ., eeemmmmuuuaaahhh semuanya.,
Good night, :)

Selasa, 28 Mei 2013

perahu kertas

                Kugy, Eko, dan Noni adalah tiga orang sahabat yang selalu kompak. Kugy merupakan seorang gadis yang suka berkhayal. Dia bercita-cita untuk menjadi seorang penulis dongeng, sebuah cita-cita yang mungkin oleh sebagian orang pada masa sekarang sudah dianggap hal yang aneh dan tidak cukup menghasilkan uang. Kugy juga menganggap dirinya agen Neptunus, dan selalu menulis surat dan melipatnya menjadi sebuah perahu kertas yang kemudian berlayar untuk disampaikannya pesan tersebut ke Neptunus. Eko dan Noni adalah sepasang kekasih sekaligus sahabat dari Kugy. Eko merupakan teman Kugy semenjak SMP dan Noni adalah sahabat Kugy dari kecil. Kisah ini bermulai saat Kugy diterima untuk berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Bandung, satu kampus dengan Eko dan Noni. Eko memiliki sepupu bernama Keenan yang juga berkuliah ditempat yang sama. Pertemuan Kugy dan Keenan terjadi saat Eko, Noni dan Kugy menjemput Keenan di stasiun Bandung. Keenan merupakan seorang pelukis yang muda yang berbakat, namun ayahnya tidak menyetujui Keenan menjadi seorang pelukis. Pertemuan tersebut menjadi awal kisah cinta Kugy dan Keenan, kisah cinta yang begitu rumit untuk diungkapkan. Kugy, Keenan, Eko, dan Noni menjadi bersahabat dan salalu mengisi waktu bersama. Kugy dan Keenan menjadi begitu dekat, sering bertemu dan saling menyukai dan mengagumi satu sama lain. Keenan kagum dengan keinginan Kugy untuk menjadi penulis cerita dongeng. Begitu-pun dengan Kugy yang kagum dengan lukisan Keenan. Keenan dengan antusias membaca dongeng dari Kugy. Satu kelemahan Kugy dalam cita-citanya adalah, dia tidak bisa menggambarkan tokoh dari dongengnya. Hingga Keenan terinspirasi membuatkan gambar dari cerita dongeng Kugy. Keduanya saling kagum hingga timbul persaan cinta yang begitu dalam. Saat hubungan keduanya semakin dekat, konflik muncul diantara kisah mereka. Eko dan Noni berencana menjodohkan Keenan dengan sepupu Noni, Wanda. Wanda merupakan gadis cantik anak pemilik sebuah galeri terkenal di Jakarta. Hal itu membuat Kugy merasa hancur dan sakit hati, melihat Keenan dan Wanda yang setiap harinya semakin dekat. Kugy menutupi perasaannya dengan menjauh dari Keenan, Eko dan Noni. Membuat hubungan persahabatan mereka menjadi retak. Puncaknya, Kugy tidak hadir dalam acara ulang tahun Noni yang membuat keduanya saling berdiam diri ketika bertemu, dan tidak saling menyapa. Kugy memutuskan untuk menyelesaikan kuliahnya lebih cepat untuk melupakan segala kenangan dan persahabatnnya walaupun itu membuatnya sakit. Sedangkan Keenan yang putus asa atas sikap Wanda memutuskan untuk meninggalkan Bandung dan pergi ke Bali. Di Bali, Keenan tinggal bersama Pak Wayan, teman Ibunya yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Butuh waktu lama untuk Keenan kembali melukis. Dalam pikirannya hanya ada Kugy dan beserta kisah dongengnya yang selalu menjadi inspirasi baginya untuk melukis. Keenan akhirnya memberanikan diri untuk kembali melukis, karena adanya Luhde, keponakkan Bapak Wayan. Luhde begitu terinspirasi dengan Kugy membuat Keenan melabuhkan hatinya untuk Luhde. Disisi lain, Kugy yang sudah menyelesaikan kuliahnya menjalin hubungan dengan remi, bos dari Kugy. Remi juga merupakan pengagum lukisan Keenan, dan menjadi pembeli pertama lukisan Keenan. Kugy tidak mengetahui bahwa Remi mengenal Keenan. Keenan tidak mengetahui bahwa pacar sekaligus calon istri Remi adalah Kugy. Hingga pada suatu saat hati mereka saling memilih, dan Remi memutuskan untuk membatalkan lamaran pernikahannya dengan Kugy. Luhde pun memutuskan untuk merelakan dan meninggalkan Keenan. Secara tidak sengaja Keenan dan Kugy bertemu disuatu tempat dan menjadi akhir petualangan cinta agen Neptunus.               

Minggu, 26 Mei 2013

penderitaan seorang anak pemulung


Assalamualaikum wr.wb
                Selamat pagi, hari ini saya akan berbagi cerita dengan kalian. Di simak yaa !


                Di suatu tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin menyekolahkan Doni.
                Waktu menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
                “kok belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab, ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya dan memeluknya erat-erat.
                Ayam berkokok membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu, seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan. Mereka melanjutkan perjalanannya.
                Hari pun sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
                Pukul 08.00 , “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
                “Hari ini ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni. Dan dia membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah, bermain bersama teman-temannya.

                Di suatu tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin menyekolahkan Doni.
                Waktu menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
                “kok belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab, ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya dan memeluknya erat-erat.
                Ayam berkokok membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu, seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan. Mereka melanjutkan perjalanannya.
                Hari pun sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
                Pukul 08.00 , “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
                “Hari ini ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” ucap ayah dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni, dan dia membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah, bermain bersama teman-temannya.

Kamis, 11 April 2013

Malam Tahun Baru


            Liburan tahun baru kemarin, Tata menyempatkan waktu untuk pulang ke halaman kelahirannya tepatnya di kota Salatiga, biasanya Tata menghabiskan tahun baru di luar kota seperti Malang atau Jakarta. Tetapi, berhubung baru krisis money Tata hanya berlibur ke Salatiga. Tata sangat senang sekali berjumpa dengan kedua orang tuanya, karena sudah beberapa bulan dia tak jumpa. Kedua orang tuanya menyambut kedatangan Tata dengan penuh senang hati. Dengan semangatnya akan bertemu dengan ayah dan ibu, belum sampai di depan pintu, dari kejauhan tata berlari menuju keduanya dan langsung memeluk ayah  ibunya. Mereka saling berpelukan melepaskan rasa kangennya yang sudah lama dipendam. Setelah itu, mereka menuju ruang tamu dan berbincang-bincang saling menanyakan kabar mereka.

            “gimana keadaanmu saat di sana ta, baik-baik aja to ?” kata ibu. “Alhamdulillah baik bu.” Jawabku. “sekolahnya beres kan ta ?” sambung ayah. “insyaallah yah beres”. Aku menjawab.

Waktu menunjukkan pukul 12.00 terdengar suara adzan ditelinga Tata. Ayah menyuruhnya bergegas mengambil air wudlu dan segera melaksanakan sholat karena ayah sudah menunggunya.
Setelah lama kemudian, Tata mendengar teriakan ibu yang mengajak Tata dan Ayah untuk makan siang.
“Tataa makanan sudah ibu siapkan, ayo kita makan dulu !” kebetulan perut Tata sudah keroncongan, tanpa menjawab, ia segera menghampiri ibu di dapur. Kami pun makan siang bersama.
“waaahh masak apa bu, heeem sepertinya enak?” Tanya Tata kepada Ibu. “ya masak kesukaanmulah apalagi kalau bukan ayam goreng dan sambal goreng kentang”. Ibu tersenyum, Tata membalas senyuman ibu dan berterimakasi kepadanya. Sudah lama mereka di ruang makan, dan akhirnya mereka pun sibuk dengan acaranya masing-masing. Tata menonton televisi, ibu pergi entah kemana dan ayah tidur siang.
“dari tadi kok siang terus sih, lama banget, udah nggak sabar nih.” Gumam Tata. Sementara jam masih menunjukkan pukul 15.30, dia sudah tidak sabar akan merayakan tahun baru bersama teman-temannya. Dia berharap bonyok mengizinkan merayakan tahun baru bersama sahabat-sahabatnya. Malam yang ditunggu-tunggu pun tiba. Suara motor di depan rumah membuatnya penasaran. “ya tunggu sebentar!” sambil berlari menuju pintu depan dan membukanya. “hei teman-teemaan”  suaranya yang tadi lantang menjadi lirih. “yaelah kirain teman-temanku ternyata orang lewat” sambil menggaruk-garuk kepala. Muka cemberutnya diperlihatkan lagi. Tidak capek-capeknya ia mondar-mandir seperti orang kebingungan, sesekali ia melihat kearah jendela menunggu kedatangan teman-temannya. Ayahnya pun heran melihat tingkah anaknya yang seperti orang kebingungan. Yang ditunggu-tunggu dari tadi pun  akhirnya datang juga, teman-temannya datang menghampiri Tata, dia senang sekali karena yang ini tidak PHP. Lalu teman-temannya dipersilahkan masuk dulu. Dia berdoa agar bonyok mengizinkan keluar rumah karena bonyok tahu kalau dia main dengan teman-temannya yang sudah kenal dengan bonyok nya. Tata meminta izin kepada bonyoknya, awalnya dia tidak diperbolehkan karena diluar ramailah, inilah, itulah. Mungkin Tata itu ratu penakluk, atau kasihan melihat mukanya yang cemberut, akhirnya diperbolehkan keluar rumah asalkan tidak pulang pagi dan jaga diri baik-baik. Lalu, mereka pergi bersama teman-temannya. Sepertinya kondisi tidak mendukung, di tengah perjalanan,gerimis pun menyambut tahun baru mereka yang merayakan.
            Malam ini begitu indah, jalanan ramai dengan para pemuda, pecinta , bahkan orang tua dengan pernak-pernik yang menghiasi pakaian mereka. Walaupun hujan, tetapi keadaan seperti ini tidak menutup kemungkinan akan membatalkan perayaan tahun baru. Orang-orang berbondong ketengah-tengah alun-alun kota, menyaksikan perayaan tahun baru yang indah bersama teman-teman, kekasih tercinta, ataupun keluarga.
Suka, canda dan tawa seakan menyelimuti malam yang gelap dan hujan yang datang  tiba-tiba, wajah bahagia orang-orang menerangi alun-alun kota Salatiga. Terlihat sesosok wanita berpakaian putih yang luntur oleh debu-debu dari arah kejauhan. Ia menggendong anak seolah-olah ikut merayakan tahun baru ini. Sebenarnya tidak, ia adalah pemulung yang sedang mengais rezeki ditengah keramaian orang-orang. Dengan perlengkapan wadah dan pengait untuk mengambil sampah-sampah di jalanan, berjuang tanpa lelah demi sesuap nasi. Kita juga harus berterimakasih kepadanya karena tanpa dia mungkin jalanan ini seperti wadah sampah yang digendongnya di belakang.

 
            Waktu menunjukkan pukul 12.00 tepat. Kembang api siap dinyalakan, dari arah timur,selatan,barat bahkan utara terdengar teriakan orang-orang yang sudah tidak sabar melihat kembang api yang akan menghiasi mereka di tengah alun-alun. Pemulung itu pun terlihat bahagia dan menepukkan kedua telapak tangannya. Kembang api pun menyala. Orang-orang sangat menikmati malam ini. Begitu juga dengan Tata, ia merasakan antara suka dan duka. Dia suka karena wajah orang-orang disekelilingnya tampak bahagia, tetapi dia juga merasakan betapa sedihnya si pemulung itu. Anak si pemulung saat ini tampak bahagia memandang keangkasa melihat nyala kembang api. Saatnya di puncak acara, orang-orang memohon, berharap, meminta kepada Tuhan. Semoga tahun baru ini kita lebih baru, artinya kita harus memperbarui sikap kita, sifat kita menjadi lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.


Followers

 

welcome to my blog Copyright 2008 Fashionholic Designed by Ipiet Templates Supported by Tadpole's Notez