Assalamualaikum wr.wb
Selamat
pagi, hari ini saya akan berbagi cerita dengan kalian. Di simak yaa !
Di suatu
tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan
ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak
sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka
membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak
setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di
kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit
kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung
ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air
dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum
air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam
mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin
menyekolahkan Doni.
Waktu
menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju
kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
“kok
belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan
matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja
tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab,
ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya
pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia
bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya
dan memeluknya erat-erat.
Ayam berkokok
membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu,
seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari
kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka
belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka
bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah
membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni
tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah
menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni
semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan.
Mereka melanjutkan perjalanannya.
Hari pun
sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni
menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia
bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal
bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
Pukul 08.00
, “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu
kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya
sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
“Hari ini
ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni. Dan dia
membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan
setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji
kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan
pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air
kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi
doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah,
bermain bersama teman-temannya.
Di suatu
tempat pemukiman yang amat sangat kumuh, tinggal lah seorang lelaki dan
ayahnya. Lelaki itu bernama Doni. Ia sekarang berusia 11 tahun, dia tidak
sekolah karena kondisi ekonominya tidak mendukung. Dia sangat rajin dan suka
membantu ayah nya mencari nafkah untuk makan sehari-harinya, dan itu juga tidak
setiap harinya mendapat uang karena tidak mesti mendapat barang-barang untuk di
kilokan. Hari sudah gelap, doni pun menunggu kedatangan ayah. Beberapa menit
kemudian, ayah datang dan menyuruh nya membantu ayah memindahkan karung-karung
ke dalam rumah. Sementara itu, ayah menuju samping rumah utnuk mengambil air
dan merebusnya, karena air minumnya habis. Dan mereka pun sudah terbiasa minum
air keran. Setelah selesai merebus air dan mengangkut karung-karung ke dalam
mereka masuk ke dalam dan berbincang-bincang tentang rencana ayah ingin
menyekolahkan Doni.
Waktu
menunjukkan pukul 20.45 dan ayah menyuruhnya tidur, doni pun bergegas menuju
kamar yang hanya beralaskan tikar dan lipatan-lipatan kardus.
“kok
belum tidur nak ?” ayah bertanya . “belum bias tidur yah.” Jawab Doni. “pejamkan
matamu dulu nak, pasti nanti bias tidur!” perintah ayah. “sudah yah tetap saja
tidak bias, ayah tidur dulu saja, ayah pasti capek seharian memungut.” Tanpa menjawab,
ayah tertidur pulas.
Doni tidak bisa tidur karena dia memikirkan kemana ibunya
pergi sedangkan sejak kecil dia belum pernah melihat ibunya. Dan dia
bertanya-tanya dalam batin tentang ibundanya. Dia ingin sekali melihat ibu nya
dan memeluknya erat-erat.
Ayam berkokok
membangunkannya. Dia pun segera mengambil air wudlu dan sholat. Setelah itu,
seperti biasa, Doni membantu ayah mencari barang-barang bekas di jalanan. Matahari
kini sudah berada di atas. Mereka terlihat sangat letih dari kemarin mereka
belum mengiri perutnya dengan makanan. Adzan dhuhur sudah dikumandangkan. Mereka
bersinggah sebentar di gubuk tua pinggir jalan dan sholat. Setelah itu, ayah
membicarakan lagi tentang ayah ingin sekali menyekolahkan Doni. Tetapi, Doni
tidak mau karena buat makan saja tidak bisa apalagi akan sekolah. Lalu ayah
menjelaskan semuanya, dan yang akan membiayai sekolah nya adalah ibunya. Dan Doni
semakin bertanya-tanya keberadaan ibu sekarang, tetapi ayah masih merahasiakan.
Mereka melanjutkan perjalanannya.
Hari pun
sudah sore, mereka berhenti mencari barkas. Dan saat sampi di rumah, Doni
menanyakan soal tadi siang. Ayah pun menjawab “ibu kamu baik-baik di sana, dia
bekerja untuk menyekolahkan kamu, tetapi kamu jangan berharap kamu bisa tinggal
bersamanya karena ibumu sudah berkeluarga.” Doni sejenak merenung.
Pukul 08.00
, “apa ayah tidak bekerja hari ini?” Tanya Doni. “tidak nak, ayah capek.” “lalu
kita mau makan pakai apa yah, uang kita sudah habis?” “ ayah masih punya
sebungkus nasi di dapur nak, makan saja kalau sudah lapar!”
“Hari ini
ibumu akan datang mengirim uang buat kamu nak, buat sekolah kamu” ucap ayah dalam batin.
Seorang wanita berambut panjang mendatangi rumah Doni, dan dia
membukakan pintu untuk ibunya. Sebelumnya Doni tidak tahu kalau itu ibunya, dan
setelah tau kalu ibu cantik itu ibunya, Doni memeluknya erat-erat dan memuji
kecantikan wanita itu. Setelah ibu memberikan uang untuk doni, ia berpamitan
pulang. Doni pun harus merelakan kepergian ibunda nya lagi dan meneteskan air
kerinduan seorang anak kepada ibunya yang sudah bertahun-tahun tidak jumpa. Tetapi
doni sangat senang sudah bisa melihat ibunda nya dan sekarang ia bersekolah,
bermain bersama teman-temannya.